0, August 07,2025
  • 0, August 07,2025

Kabupaten Sidoarjo

pemberdayaan masyarakat dan Desa

KOPER SI ECA PUSKESMAS SUKODONO

Inovasi pelayanan publik

Non Digital

11 October 2020, 17:00:00

11 November 2020, 17:00:00

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2014 Kesehatan Reproduksi menjamin setiap orang memperoleh pelayanan kesehatan reproduksi yang bermutu, aman dan dapat dipertanggungjawabkan. Peraturan ini juga menjamin kesehatan perempuan dalam usia reproduksi sehingga mampu melahirkan generasi yang sehat, berkualitas. Seiring dengan isu strategis Pemerintah Kabupaten Sidoarjo yaitu Pemantapan dan Pemerataan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang Berdaya Saing dan Berkarakter. Namun A ngka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih tinggi di setiap tahunnya dan juga di Wilayah Kecamatan Sukodono, setiap tahun selalu ada kasus kematian ibu ataupun bayi. Kasus Kematian Ibu banyak disebabkan adanya gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan, bunuh diri atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan, dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup. Indikator ini secara langsung digunakan untuk memonitor kematian terkait dengan kehamilan, persalinan, dan nifas.

Kehamilan, persalinan dan nifas merupakan kurun kehidupan wanita yang paling tinggi resikonya karena dapat menyebabkan kematian. Kematian seorang ibu menyebabkan hilangnya kehidupan sebuah keluarga. Sebagian besar kematian disebabkan oleh penyebab langsung yaitu perdarahan,infeksi, dan hipertensi dalam kehamilan. Status gizi yang buruk dan penyakit yang diderita ibu merupakan penyebab tidak langsung kematian ibu. AKI dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk status kesehatan secara umum, pendidikan, ekonomi, sosial budaya dan pelayanan kesehatan selama kehamilan dan melahirkan.

Masalah kesehatan reproduksi dan seksual juga terjadi pada remaja Hal ini terlihat dengan masih tingginya perkawinan usia dini dan masih tingginya kelahiran pada usia remaja. Pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi dan seksual juga masih rendah dan kejadian kehamilan pada usia remaja masih tinggi.

Untuk meningkatkan kesadaran dan wawasan masyarakat tentang kesehatan ibu menjadi tanggung jawab bersama dari lintas program dan lintas sektor, mulai dari sektor pendidikan, sektor agama, pemerintah desa, lingkungan ataupun lintas program antara lain program KIA, Pengendalian Penyakit, Kesehatan Remaja dan lainnya.

Namun selama ini upaya peningkatan kesadaran dan wawasan tentang kesehatan ibu terutama kesehatan reproduksi sepertinya adalah pekerjaan program KIA Puskesmas saja dan dukungan lintas sektor sangat minimal, sehingga pencapaian kinerja tidak optimal

Adanya hal tersebut Puskesmas Sukodono membuat inovasi Koper Si Eca (Kolaborasi Pelayanan Ramah Aksi Calon Pengantin), melalui Konselling Informasi, dan Edukasi (KIE) tentang kesehatan reproduksi dan seksual kepada usia dewasa muda/calon pengantin wanita dan pria usia subur (20-45 tahun) di wilayah Puskesmas Sukodono yang akan memasuki gerbang pernikahan. Kegiatan ini merupakan upaya kolaborasi dengan lintas sektor yaitu pemerintah desa, KUA dan Puskesmas dan melibatkan program KIA, Keseharan reproduksi, Laboraturium, pelayanan medis dan Imunisasi.

Catin yang mendaftar di pemerintahan desa mendapatkan informasi tentang koper si eca dan berkas2 yang harus dibawa ke KUA, sampai di KUA, catin mendapatkan konseling tentang kesehatan reproduksi dari petugas puskesmas yang bertugas dan menganjurkan datang ke puskesmas untuk pemeriksaan kesehatan dan mendapatkan surat sehat untuk keperluan pernikahan. Di puskesmas, catin mendapatkan lagi konseling, surat sehat dan imunisasi TT sesuai skrining.

Kegiatan ini sangat membantu masyarakat karena lebih efektif dan efisien dalam segi waktu dan memberi dampak yang positif karena catin dapat mempersiapkan diri menjalani kehidupan berkeluarga termasuk merencanakan kehamilan yang sehat sehingga dapat melahirkan generasi penerus yang berkualitas.

OPD

Tujuan Umum : Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan reproduksi dan seksual bagi calon pengantin

Tujuan Khusus

  • Petugas Kesehatan di Puskesmas dan jaringan nya dapat memberikan KIE kesehatan reproduksi dan seksual bagi calon pengantin.
  • Petugas kesehatan di Puskesmas dan jaringan nya dapat berkoordinir dengan lembaga keagamaan maupun instansi terkait dlam memberikan KIE kesehatan reproduksi dan seksual bagi calon pengantin.
  • Terlaksananya pemeriksaan kesehatan bagi calon pengantin termasuk pemberian pelayanan imunisasi Tetanus Toxoid (TT) kepada calon pengantin perempuan

  • Menurunkan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi
  • Calon pengantin mendapatkan informasi KIE tentang kesehatan reproduksi dan seksual
  • Calon pengantin mengetahui riwayat kesehatan diri sendiri maupun pasangannya
  • Calon pengantin mendapatkan pemeriksaan kesehatan termasuk pemberian pelayanan imunisasi Tetanus Toxoid (TT)

2020

Admin Dinas Kesehatan